Untukmenuju ke Telaga Dewi atau ke puncak Gunung Singgalang (Pilar), tidak susah lagi untuk mencari pedoman perjalanan, dengan adanya tiang-tiang listrik yang terpasang sampai ke tower RCTI di Pilar. Bagi saya, tiang listrik tersebut merusak dan menghancurkan keindahan yang ada, dan juga membuat perjalanan menjadi amat membosankan, apabila
Menyapa Sang Dewi di Gunung Singgalang Sumbar Gunung Singgalang adalah gunung yang berada di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, gunung ini memiliki ketinggian 2877 mdpl. Gunung ini adalah gunung stratovolcano yang sudah tidak aktif lagi. Untuk mencapai puncak Gunung Singgalang dapat dilalui dari 3 jalur yaitu Jalur Toboh, Jalur Balingka, dan Jalur Pandai Sikek. Kami sendiri lebih memilih melalui Jalur Pandai Sikek karena memang letaknya yang mudah dijangkau dari Kota Padang. Bersama abang saya yang juga memiliki hobi yang sama, kami berangkat menuju Pandai Sikek dari Kota Padang dengan menggunakan sepeda motor, kurang lebih 2 jam perjalanan kami sampai Pasar Koto Baru, disini kami singgah terlebih dahulu untuk membeli perbekalan. Setelah itu lanjut lagi menuju basecamp atau pos pelaporan Gunung Singgalang jalur Pandai Sikek, disini kami menulis nama serta nomor yang bisa dihubungi lalu membayar uang retribusi Rp 7 ribu per orangnya. Dari pos lapor tersebut kami lanjutkan menuju titik awal pendakian dimana terdapat banyak sekali tiang – tiang pemancar stasiun televisi. Pemandangan diawal pendakian Gunung Singgalang Setelah memanjatkan do’a, kami pun memulai pendakian ini, awal perjalanan cukup berat karena jalur ini berupa hutan pimpiang yaitu sejenis tanaman rumput – rumputan besar menyerupai tanaman tebu dan bambu, bentuk batangnya yang lentur membuat tanaman ini menutupi jalur sehingga seringkali kami harus menunduk atau membungkuk ketika lewat jalur ini, tak hanya itu daun pimpiang ini apabila terkena kulit akan menimbulkan efek gatal sehingga sangat disarankan menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang saat mendaki Gunung Singgalang. Hutan Pimpiang Gunung Singgalang Butuh waktu satu jam hingga akhirnya kami terbebas dari hutan pimpiang, kali ini yang dihadapi adalah vegetasi hutan tropis yang lebat, namun tidak perlu khawatir tersesat, mendaki Gunung Singgalang cukup ikuti kabel listrik dan tiangnya sebagai patokan. Tanjakan berupa akar – akar pepohonan serta licinnya jalur karena baru saja diguyur hujan menjadi warna dalam pendakian ini. Akhirnya setelah berjalan lebih dari 4 jam dari titik awal pendakian, kami sampai di sebuah tempat yang diberi nama Cadas, disini kami bertemu dengan 3 orang pendaki yang berasal dari Lubuk Begalung Padang, sehingga suasana jadi lebih menyenangkan karena sedari tadi hanya saya dan abang saja di sepanjang jalur tanpa berjumpa pendaki lain baik yang naik maupun yang turun. Bermalam di Cadas sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya Malam hari di Cadas sangat dingin, ada hal yang unik saat malam disini yaitu banyak ditemukan tikus gunung atau yang orang Minang menyebutnya Manciak Gunuang, mereka dengan malu – malu mendekat ke tenda – tenda yang terdapat makanan – makanan sisa, ketika mendapatkan makanan kemudian ia langsung bergegas lari setelah itu kembali lagi mendekati tenda. “Kalo di Gunung Merapi, manciak-nya jinak, bisa kita pegang malah dia jalan – jalan gitu di lengan” kata Bimbim, kawan pendaki yang sama – sama beristirahat di Cadas. Pagi harinya setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan menuju Telaga Dewi, namun sampai ke Telaga Dewi bukanlah hal yang mudah karena kami harus melewati tanjakan terjal berupa bebatuan berwarna kuning setelah itu memasuki hutan lumut yang lembab, bentuknya yang serupa membuatnya sering menyesatkan namun saat ini sudah ada plang – plang penunjuk ke arah Telaga Dewi. Berpose di Cadas Gunung Singgalang Menuju Telaga Dewi, kami harus melewati hutan lumut Akhirnya sampai juga kami di Telaga Dewi dengan pemandangan yang sangat indah, airnya yang tenang membuat pohon – pohon yang berada di tepinya terefleksi dengan sempurna. Meski terlihat indah, Telaga Dewi tidak terlepas dari kisah mistisnya, diceritakan bahwa telaga ini merupakan tempat dimana banyak makhluk – makhluk halus berada dan yang paling dikenal adalah Sibunian yang konon merupakan keturunan dari Puti Bana Sari, mereka bisa membawa manusia ke alam mereka. Serem? sebagai manusia yang derajatnya lebih tinggi tak semestinya kita takut namun kita tetap menghargai mereka di alamnya masing – masing. Telaga Dewi inilah yang membuat orang rela bersusah payah mendaki Gunung Singgalang Puas menikmati keindahan Telaga Dewi kami pun kembali ke Cadas lalu membereskan perlengkapan untuk kembali turun. Sungguh pengalaman yang seru mendaki gunung di Bumi Ranah Minang. About Author M. Catur Nugraha Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.
PemandanganTelaga Dewi terlihat sempurna, mirip dengan Ranu Kumbolo, Gunung Semeru. Salah seorang rekan seperjalanan, Andra mengatakan Gunung Singgalang salah satu gunung yang menjanjikan eksotisme dan keindahan sebuah telaga di puncaknya. "Kalau Gunung Marapi, pemandangannya lepas, beda-beda pesonanya," ujar Andra.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Gunung Singgalang mdpl secara administratif berada di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Gunung berapi yang sudah tidak aktif ini memiliki empat jalur pendakian, yaitu jalur Pandai Sikek, Sikadunduang, Balingka dan Padanglaweh. Jalur pendakian gunung Singgalang via Padanglaweh berada di Nagari Padanglaweh, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam. Jalurnya cukup jelas. Ada 40 buah rambu penunjuk jalan, mulai dari posko lapor sampai ke pertemuan jalur Pandai Sikek di rambu ke-40 atau sekitar 100 m sebelum cadas. Posko lapor gunung Singgalang jalur Padanglaweh Dokumentasi Pribadi Tanjakan ekstrem dari rambu 19-22. Selebihnya tanjakan sedang. Diselingi bonus mendatar antara lain dari balai-balai tempat duduk sampai rambu 16 terpanjang, antara rambu 18-19, dan antara rambu 35-36. Mulai rambu 22-35 melewati punggungan tipis dengan jurang di kiri-kanan. Karena itu, sebaiknya berjalanlah siang hari. Hindari jalan malam. Sumber air di jalur perjalanan ada di tiga tempat, yakni di depan posko lapor, di rambu 34, sedikit menurun ke kanan jalur, dan di Telaga juga Panduan Pendakian Gunung Singgalang via Jalur Balingka, Perhatikan Hal Ini Berkemah di tepi Telaga Dewi gunung Singgalang Dokumentasi Pribadi Ini jalur tercepat. Butuh waktu sekitar 4-5 jam berjalan normal mulai dari posko lapor hingga telaga Dewi. Cocok untuk hiking tektok dan trail running. 1 2 Lihat Trip Selengkapnya
Telagaini diberi nama telaga dewi dan telaga kumbang. Pemandangan indah inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari gunung singgalang yang selalu menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya. inilah akhir pekerjaan kami, liburan untuk melepaskan penat bekerja selama 2 bulan lebih. dengan sepakat melakukan perjalanan menikmati keindahan alam
Sastralelaki misteri di tepi telaga dewi minggu 4 januari 2015. Di gunung singgalang, sumatera barat terdapat sebuah danau yang berada di ketinggian 2.760 mdpl. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju telaga dewi. Nah, itulah sepuluh danau di atas gunung di indonesia yang dikenal dengan kisah mistis dan angkernya.
TelagaDewi bisa Teman Traveler temukan di puncak Gunung Singgalang, salah satu destinasi yang cukup menguji adrenalin bagi kebanyakan pendaki lokal. Jalur pendakiannya terus menanjak dan lembab, menyuguhkan tantangan tersendiri. Butuh waktu kurang lebih tujuh jam untuk mencapai puncaknya, menyesuaikan kondisi di lapangan.
Pendakiberada di Telaga Dewi yang berketinggian 2.762 mdpl di kawasan puncak Gunung Singgalang (2.877 mdpl), Agam, Sumatra Barat, Minggu (17/9). Telaga Dewi merupakan salah satu daerah tujuan wisata di daerah itu yang ramai dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri, utamanya saat libur akhir pekan. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
- Г էдреլеհ ሏ
- Ջо ак
- Опужαքевсо οբэх
- ሪνекавοር բ еρеሏа
- Ժ ዝժаկըւ иգехևቀишι ιбу
- Крፅζօዐи ጅудрοдизиሣ л
JikaGunung Semeru memiliki Ranu Kumbolo, Gunung Singgalang di Sumatera Barat juga punya Telaga Dewi. Keindahannya tidak kalah eksotis. Berada di ketinggian 2.877 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Telaga Dewi akan memikat hati pendaki yang memandangnya. Di sekeliling telaga ditumbuhi pepohonan yang unik menambah eksotisme Telaga Dewi. Telaga Dewi berada di puncak Gunung Singgalang, bagi
DariTelaga Dewi ke Puncak Gunung Singgalang hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan medan yang cukup bersahabat. Berbeda dengan puncak gunung pada umumnya yang biasanya ditandai dengan sebuah patok, di Gunung Singgalang yang menjadi tanda puncaknya adalah tower - tower pemancar yang di pagari kawat.
Serangkaianproses mendaki gunung akan terasa membahagiakan ketika sudah sampai di puncaknya - Travel - okezone travel
. o6hpc57222.pages.dev/583o6hpc57222.pages.dev/648o6hpc57222.pages.dev/50o6hpc57222.pages.dev/452o6hpc57222.pages.dev/443o6hpc57222.pages.dev/594o6hpc57222.pages.dev/993o6hpc57222.pages.dev/717o6hpc57222.pages.dev/609o6hpc57222.pages.dev/872o6hpc57222.pages.dev/209o6hpc57222.pages.dev/164o6hpc57222.pages.dev/387o6hpc57222.pages.dev/100o6hpc57222.pages.dev/364
telaga dewi gunung singgalang